Senjata tradisional amat berkait rapat dengan sejarah Melayu yang diwarisi oleh orang Melayu sejak zaman Kesultanan Melayu Melaka lagi. Persejarahan senjata di Malaysia amat rapat dengan unsur-unsur seni mempertahankan diri seperti silat. Keterampilan rekacipta Pandai Besi maka kepelbagaian alat persenjataan telah terhasil, antara yang amat digemari sehingga kini seperti keris, parang, kelewang, beladau, tombak dan banyak lagi. Peranan senjata amatlah penting dalam naluri hidup manusia, selain dari digunakan sebagai alat berperang atau mempertahankan diri serta hiasan. Kelok-kelok yang dibentuk pada senjata melambangkan nilai-nilai estetika yang tersendiri dalam menggambarkan daya imaginasi kemelayuan sejak zaman-berzaman dengan teliti dan kreatif. Dengan pelbagai bentuk senjata tradisional yang kebanyakkannya berasal-usul dari luar yang diwarisi oleh nenek moyang mereka juga melambangkan ketinggian daya pemikiran dalam mengungkapkan segala makna yang tersurat dan tersirat. Pada kebanyakan senjata seperti keris, lawi ayam, tumbuk lada, kelewang serta beberapa rumpunan yang serupa dengannya akan dihiasi dengan hulu yang diukir indah serta diberikan nama-nama tertentu seperti Jawa Demam, Kepala Nuri, Anak Ayam Teleng dan lain-lain. Tidak ketinggalan juga dengan sarung atau rangka yang kebiasaannya diperbuat dari kayu yang baik seperti teras nangka, tempinis, kayu kemuning, raja kayu dan sebagainya.
The parang is the Malay equivalent of the machete, typical vegetation in Malaysia is more woody than in South America and the parang is therefore optimized for a stronger chopping action with a heavier blade and a "sweet spot" further forward of the handle, the blade is also beveled more obtusely to prevent it from binding in the cut. This is the same rationale and (in practical terms) the same design as the Indonesiangolok and very similar to the Filipinobolo. A parang blade is usually 30cm (12in) long and weighs no more than 750g (1.5lb). The curved blade enables maximum effort to be applied when cutting timber, and the blade arrives before the knuckles, so giving them protection. A parang has three different edges, the front is very sharp and used for skinning, the middle is wider and used for chopping, and the back is very fine and used for carving.
Untuk maklumat lanjut sila tinggalkan pesanan ke :
No comments:
Post a Comment